Cerpen Kyuhyun by Me
Haii sahabat-sahabat baruku :)
Dipostingan aku yang pertama kali ini, aku mau posting cerpen aku yang berjudul "Kyuhyun" :D
Karena saking terinspirasinya sama Kyuhyun hehe, abis cuma Kyuhyun yang bisa jadi inspirasi aku wkwk..
Oia, cerpen ini juga pernah dimuat di CHIC Magazine edisi 174 lho ;) tanggal 20 Agustus 2014 kemarin... emmmm senangnyaa :D
okeyy, ini dia cerpennya :) Cek it dot!
Kyuhyun
Oleh Nur Fazrin Vieaulia
Pemandangan di tempat ini begitu indah, dan hijau. Aku yang baru sampai di rumah omaku pagi itu pun langsung mengabadikan pemandangan yang jarang aku lihat di kota dengan kameraku. Aku begitu terpesona dengan tempat ini, udaranya yang sejuk dan teduh memberikan inspirasi tersendiri untukku. Akupun terpana beberapa waktu hingga aku lupa mengemasi barangku.
"Nikiiii" teriak mama.
"Mmm iya maa" jawabku.
"Sini kamu bantu mama bawa kopernya ke dalam, baru datang udah foto-foto aja" Perintah mama dengan sedikit senyuman menghiasi wajahnya, mungkin karena tingkahku tadi.
"Hehe iya mama. Habis pemandangannya indah banget nggak seperti di kota" jawabku bercanda, sambil menarik koper aku berlalu melewati mama.
Rumah ini, masih tetap sama seperti 10 tahun lalu. Masih tetap sederhana dan klasik. Kayu beserta pahatannya terlihat begitu elegan. Perpaduan antara warna cokelat kayu dengan pemandangan diluar membuat tempat ini semakin memukau.
"Permisi" seseorang memasuki ruang tamu. Seketika lamunanku buyar, aku pun menoleh ke arah datangnya suara itu.
"Ada apa?" Tanyaku.
"Oma mana?" Tanyanya.
"Ohh oma ada di dapur." Jawabku singkat.
“Kamu cucunya oma yang dari Jakarta ya?" Tanyanya kembali.
“Mmm bukan aku cicitnya oma, kamu siapa?" Tanyaku penasaran.
“Aku Kyuhyun, cucunya oma" Kyuhyun mengulurkan tangannya.
“Ooh Kyuhyun. Apa kamu masih ingat denganku? Aku Niki" jawabku dengan bersemangat.
“Kamu Niki? Yaampun apa kabar?” Tanya Kyuhyun, dia terlihat begitu terkejut.
“Aku baik kok. Kamu?” Ucapku.
“Baik juga. Oh iya. Nanti tolong bilangin oma ya kalau aku kesini, makasih ya Niki" kata Kyuhyun dan bersegera pergi.
Sesaat oma keluar dari dapur, akupun memberitahu pesan yang disampaikan Kyuhyun tadi. Ternyata, mamanya Kyuhyun berniat untuk mengajak kami makan bersama. Aku dan keluargaku pun pergi ke rumah Kyuhyun yang jaraknya tidak begitu jauh dari rumah oma untuk ikut makan bersama.
Usai makan, aku lihat Kyuhyun langsung beranjak dan pergi. Kuperhatikan wajahnya, sepertinya dia sedang galau. Karena penasaran akupun mengikutinya. Dari kejauhan aku melihat dia menaiki tangga di sebuah rumah pohon. Akupun menghampirinya.
"Eh Kyu, bisa tolong bantu aku naik gak?" Tanyaku yang kesulitan menaiki tangga rumah pohon. Kyuhyun pun turun dan membantuku. Akhirnya akupun berhasil.
"Lagian kamu ngapain sih ngikutin aku?" Tanya Kyuhyun, aku yang baru saja duduk dan menghela napas seketika kaget. Akhirnya aku mencari alasan.
"Mmm siapa bilang, aku cuma lihat-lihat sekitar aja kok terus aku tertarik sama rumah pohon ini. Yaa karena penasaran akhirnya aku kesini, eh ternyata ada kamu diatas" jawabku mengada-ada. Kyuhyun hanya tersenyum simpul, dan tiba-tiba dia mengusap pipiku. Aku hanya menatap Kyuhyun dengan penuh tanda tanya.
"Ada tanah dipipi kamu." Kata Kyuhyun seolah menjawab kebingunganku ini. Kamipun terdiam beberapa saat.
"Itu boleh aku pinjam?" Tanya Kyuhyun sambil menunjuk kameraku dan memecahkan keheningan.
"Ohh ini pinjam aja" jawabku sambil memberikan kameraku.
"Kamu suka fotografi ya? Aku juga suka, tapi dulu. Sekarang, seakan semuanya menghilang" kata Kyuhyun sambil menjepret beberapa pemandangan di luar rumah pohon.
"Sini aku foto" ajak Kyuhyun sambil mengarahkan kamera ke arahku dan langsung memencet tombol OK. Aku yang belum siap difoto, hanya tersenyum malu.
"Sekarang sini, giliran aku" aku langsung mengambil kamera dari tangan Kyuhyun dan menjepret beberapa foto dirinya.
"Fotografi itu seni yang berhubungan dengan perasaan. Bahkan ketika kita mengalami hal yang sangat menyedihkan pun fotografi akan tetap hidup karena masih ada seni didalamnya. Aku juga pernah mengalami suatu hal, dan itu membuatku lupa akan fotografi. Tetapi aku yakin, aku tercipta untuk seni dan aku tidak akan pernah meninggalkannya lagi" Kataku panjang lebar sambil melihat-lihat hasil foto tadi.
Entah karena apa, kini aku melihat Kyuhyun seolah terlepas dari masalahnya.
"Seharusnya aku sudah tahu sejak dulu. Tapi aku slalu mengelak dan makasih ya Niki sudah menyadarkanku" jawab Kyuhyun sambil tersenyum.
Hari itu kami habiskan untuk bersenang-senang berdua di atas rumah pohon. Akupun tidak akan membiarkan hal ini berlalu begitu saja. Aku mengambil beberapa foto kami berdua untuk kenang-kenangan. Awal pertemuan yang tidak mungkin kulupakan. Kyuhyun, dibalik tubuhnya yang tegap dan tinggi ternyata dia begitu lemah.
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Kyuhyun datang ke rumah oma. Dia ingin mengajakku pergi ke pantai dengan sepedanya. Oma pun menyetujui dan akhirnya kami pergi. Ketika aku melihat sepedanya, ternyata tidak ada jok dibelakangnya.
"Mana jok belakangnya?" Tanyaku kebingungan.
"Gak ada" jawab Kyuhyun singkat.
"Terus aku dibonceng dimana?" Tanyaku sekali lagi.
"Sini" kyuhyun menarik tanganku.
"Kamu duduk disini, nah begini" kata Kyuhyun sambil mengarahkan posisi dudukku. Aku dibonceng dibagian depan sepedanya dan itu membuatku sedikit kikuk. Kyuhyun pun mengayuh sepedanya, menuruni bukit dan menuju pantai. Jalannya begitu terjal membuatku sangat ketakutan, dan saat itu aku memejamkan kedua mataku sambil menggenggam erat tangan Kyuhyun.
"Hei Niki, kita udah sampai" kata Kyuhyun yang seketika membuatku membuka kedua mataku kembali.
"Ohh iya. Maaf ya itu" aku menunjuk tangan Kyuhyun yang dihiasi bekas genggamanku tadi.
"Mm gak apa-apa kok, cuma goresan kecil. Ayo kita kesana, ombaknya terlihat begitu tenang" jawab Kyuhyun seolah mengalihkan pembicaraan.
Akupun mengikutinya menuju pesisir pantai. Di pesisir pantai, Aku hanya terdiam sambil mengangkat kedua tanganku dan memejamkan kedua mataku. Suara desiran ombak, dan hembusan angin seolah menjadi musik alami yang tidak dapat dipisahkan dari tempat ini.
"Niki lihat" suara Kyuhyun seketika mengacaukan musik alami yang sedang kudengar itu. "Ada apa kyu?" Tanyaku singkat.
"Lihat! Disana ada kuda pacuan, ayo kita kesana!" ajak Kyuhyun. Kyuhyun pun berlari menuju kuda pacuan itu.
"Cepat Nikiii" teriak Kyuhyun dari kejauhan. Akupun berlari mengejarnya.
Akhirnya kami sampai di kuda pacuan itu.
"Ayo sini Niki naik" ajak Kyuhyun sambil mengulurkan tangannya.
"Aku gak bisa Kyu" jawabku.
"Tenang, aku akan mengajarkanmu. Sini aku bantu." Kyuhyun pun turun dari kuda dan membantuku. Saat aku menginjak pedal kuda, tiba-tiba aku terpeleset. Aku kira aku akan jatuh dan terluka tapi ternyata Kyuhyun menangkapku.
Aku menatap Kyuhyun dan Kyuhyun balik menatapku. Wajahnya begitu dekat dengan wajahku dan pandangannya begitu teduh. Seketika aku tersadar dan aku langsung menyuruhnya untuk menurunkanku.
"Makanya kamu hati-hati dong Niki, coba kalau kamu jatuh tadi pasti oma bakal marahin aku" kata Kyuhyun yang entah ingin menasehatiku atau memarahiku.
"Iya maaf, lagian kan aku udah bilang aku gak bisa menunggang kuda" jawabku sedikit kesal.
"Kali ini pasti bisa" Kyuhyun meyakiniku sekaligus memaksaku. Setelah sekuat tenaga aku coba, akhirnya aku berhasil menaiki kuda tersebut.
"Bisa kan? Nah sekarang giliran aku. Ayoo bantu aku!" kata Kyuhyun
Akupun mengulurkan tanganku. Sesaat Kyuhyun berhasil naik dan sekarang dia tepat berada di belakangku. Dia mengajariku menunggangi kuda. Saat dia mencoba memegang tali kekang, dia seperti memelukku. Saat itu aku dapat merasakan jantungku berdegup sangat kencang. Kamipun menunggangi kuda di sepanjang pesisir pantai. Selesai menunggangi kuda, kami berjalan-jalan dan kerap kali mengambil beberapa jepretan foto. Ketika ada seseorang lewat, aku meminta tolong untuk menjepretkan beberapa foto diriku bersama dengan Kyuhyun.
"Mmm Niki, liburan disini berapa hari?" Tanya Kyuhyun memulai percakapan.
"Mama sih bilangnya seminggu tapi kata papa cuma lima hari, entahlah" jawabku seadanya.
"Udah, kamu selama liburan disini aja" kata Kyuhyun sedikit memaksa.
"Bukannya gak mau lama-lama disini, masalahnya tugas sekolah numpuk banget. Emangnya kenapa? Kesepian ya kalau gak ada aku? Hihihi" jawabku bercanda.
"Idih kamu pede banget Niki, aku bukannya kesepian tapi nanti siapa lagi yang bisa aku cubit kayak gini?" balas Kyuhyun sambil mencubit pipiku.
"Aduhh sakit Kyu iiihh" aku mengaduh kesakitan. Kyuhyun berlari menjauh dariku, dia takut aku membalasnya. Akupun berlari mengejarnya. Kami saling bercerita, bercanda dan berbagi kebahagiaan pagi itu. Hingga tak terasa matahari sudah semakin tinggi dan menunjukan bahwa hari sudah mulai siang. Kamipun memutuskan untuk kembali pulang ke rumah. Kyuhyun mengantarku kembali ke rumah oma. Setibanya di rumah oma, dia langsung bergegas pergi.
***
Seketika aku teringat akan tugas sekolahku, saat aku membuka laptopku dan mulai mengerjakan tugas tiba-tiba aku seperti melupakan satu hal. Aku pun terdiam beberapa saat dan mencoba mengingatnya.
"Kamera! Yaampun, aku lupa kalau kameraku dipinjam Kyuhyun tadi" ucapku pada diri sendiri. Akupun segera bangkit dan bergegas menuju rumah Kyuhyun.
Di kejauhan, aku melihat Kyuhyun memeluk seorang perempuan. Seketika aku menghentikan langkahku, ku perhatikan Kyuhyun dengan perempuan itu. Sepertinya mereka sedang ada masalah. Tapi, entah mengapa rasanya aku begitu sakit melihat Kyuhyun dengan perempuan lain, apalagi sambil berpelukan seperti itu. Tak kusangka, air mataku menetes. Segera aku seka air mataku dan ku kuatkan diriku untuk tidak menangis lagi. Aku pun memutuskan untuk menghampirinya, meskipun aku tahu ini tidak mudah.
"Mmm maaf mengganggu kalian" kataku sambil memohon maaf. Kyuhyun yang menyadari kehadiranku itupun segara melepaskan pelukannya.
"Mmm ada apa Niki?" Tanya Kyuhyun.
"Kameraku" jawabku singkat.
"Oh iya maaf ya tadi kebawa sama aku" kata Kyuhyun. Aku hanya terdiam dan menatap Kyuhyun.
"Niki kenalin dia Tara, dan Tara ini Niki" kata Kyuhyun memperkenalkan aku dengan Tara. Kamipun berkenalan dan bersalaman.
"Sebentar ya Niki, aku ambil kamera kamu dulu" kata Kyuhyun. Kyuhyun pun masuk ke dalam rumah dan meninggalkan kami berdua.
"Kamu saudaranya Kyuhyun yang dari Jakarta ya?" Tanya Tara memecahkan keheningan.
*Deg* Ucapan Tara mengingatkanku pada siapa diriku. Aku hanya seorang saudara bagi Kyuhyun, tidak lebih. "Iya aku saudaranya Kyuhyun" jawabku.
"Kamu ada hubungan apa sama Kyuhyun?" Tanya Tara.
"Gak ada hubungan apa-apa, hanya sebatas saudara" jawabku meyakinkannya, aku sedikit tersendat dalam melafalkan kata -saudara- itu, meskipun aku tahu bahwa aku telah jatuh hati pada Kyuhyun.
"Tapi, akhir-akhir ini aku sering lihat kamu berduaan sama Kyuhyun. Waktu itu di rumah pohon dan kemarin di pantai. Kalian kelihatannya romantis banget" jawab Tara menjelaskan.
"Mmm itu...." Belum selesai aku berbicara, Tara sudah memotong pembicaraanku.
"Sudahlah, ingat kalian itu bersaudara! Dan asalkan kamu tahu ya Niki, aku itu pacarnya Kyuhyun. Dia baru saja menyatakan cintanya padaku tadi. Sekarang jelas kan? Kyuhyun cuma anggap kamu sebagai adik aja, jadi jangan terlalu banyak berharap deh dan satu hal lagi, sebaiknya kamu jangan dekati Kyuhyun lagi mulai saat ini. Karena, Kyuhyun sudah menjadi milikku" Perkataan Tara yang satu ini membuatku semakin sakit, dan tiba-tiba *deg* aku merasakan jantungku kali ini benar-benar sakit. Aku sudah tidak sanggup mendengar ucapan Tara. Lalu, tidak lama Kyuhyun pun keluar dengan membawa kameraku.
"Syukurlah Kyuhyun datang, aku bisa langsung segera pergi" Ucapku pada diriku sendiri. Sebelum Kyuhyun memberikan kamera itu padaku, aku langsung mengambilnya.
"Makasih ya" ucapku singkat lalu pergi meninggalkan mereka berdua.
Sudah 3 hari aku menghidar dari Kyuhyun, entah mengapa rasa sakitnya masih saja berbekas. Ucapan Tara masih saja terngiang di telingaku, membuatku semakin terpuruk. Apalagi saat aku ingat kenyataannya kalau aku itu bersaudara dengan Kyuhyun. Tapi, semakin aku menghindar, semakin aku menyayanginya. Kenapa??
Siang hari ini aku memutuskan untuk pergi ke rumah pohon dan menyegarkan pikiranku karena, akhir-akhir ini aku hanya mengurung diri di kamar. Saat aku berusaha menghilangkan Kyuhyun dari pikiranku dan menghilangkan perasaan terlarang ini dari dalam hatiku. Tiba-tiba Kyuhyun datang.
"Ternyata firasatku benar, kamu ada di rumah pohon" ucap Kyuhyun membuyarkan lamunanku. Aku diam dan tak menghiraukan ucapannya.
"Hei Niki, kamu kenapa sih? Udah 3 hari kamu menghidar dari aku?" Tanya Kyuhyun. Aku hanya menggelengkan kepala dan tetap terdiam. Aku berusaha untuk tidak menangis lagi.
"Nikiii. Nikii aku minta maaf" bujuk Kyuhyun. Aku hanya menganggukan kepalaku. Kyuhyun yang khawatir dengan diriku pun memaksaku untuk menoleh padanya. Meskipun aku menolak, dia tetap memaksa dan kini akhirnya dia tahu masalahku.
"Kamu nangis? Karena aku? Tapi kenapa? Maafin aku Niki, aku udah buat kamu sedih" Tanya Kyuhyun. Seketika Kyuhyun menghapus air mataku, lalu memelukku.
"Maafin aku Niki. Maaf karena aku tidak sekuat kamu. Aku tidak setegar kamu. Aku tidak mampu menerima kenyataan kalau kamu adalah saudaraku. Aku tidak mampu menahan perasaan ini Niki. Aku sayang kamu melebihi yang kamu tahu" sambil memelukku, Kyuhyun mengungkapkan perasaannya. Aku mencoba melepaskan pelukan Kyuhyun tapi dia menahanku.
"Aku mohon Niki. Izinkan aku memelukmu lebih lama lagi" Kyuhyun memohon padaku.
"Tolong lepasin Kyu, maaf aku gak bisa. Semakin lama kamu memelukku, semakin aku merasa bersalah pada diriku sendiri" ucapku.
"Aku gak akan lepasin sebelum kamu menjelaskan kenapa kamu seperti ini?" Tanya Kyuhyun yang bersikukuh untuk terus memelukku.
"Aku akan menjelaskan, tapi sebelumnya aku mohon banget Kyu. Lepasin pelukan kamu" jawabku dengan terus memohon dan memohon. Akhirnya Kyuhyun menjawab permohonanku. Setelah beberapa detik terdiam, akupun akhirnya berbicara.
"Tara" hanya satu kata saja yang mampu aku keluarkan. Aku tidak mampu mengulang ucapan Tara yang begitu menyakitkan.
"Masalah Tara, kemarin dia datang dan bercerita kalau dia lagi ada masalah dengan keluarganya dan tiba-tiba saja dia memelukku. Aku berusaha melepaskan pelukannya, tapi dia menahanku Niki. Percayalah" Ucap Kyuhyun meyakinkanku.
"Aku tahu kok siapa diriku. Aku cuma seorang adik aja kan bagi kamu? dan kamu udah seutuhnya jadi milik Tara. Aku gak sanggup Kyu menerima kenyataan ini" Kataku menjelaskan.
"Maksud kamu apa Niki? Aku? Milik Tara? Aku gak ngerti" tanya Kyuhyun tidak mengerti dengan ucapanku.
"Bukannya kemarin kamu udah menyatakan perasaanmu pada Tara? Dia bilang padaku, kamu udah menjadi milik dia seutuhnya" Kataku menjelaskan permasalahannya.
"Yaampun Niki, aku gak ada perasaan apapun ke Tara. Dia justru aku anggap sebagai adik aku. Seharusnya aku sudah menduga hal seperti ini terjadi. Akan aku ceritakan semuanya, Tara memang mencintaiku tapi aku gak mencintai dia. Aku sudah bilang kalau aku cuma anggap dia sebagai adik aja, tapi dia gak bisa menerimanya. Semua yang dia ucapkan itu bohong Niki. Kamu percaya kan padaku?" Jelas Kyuhyun panjang lebar.
"Aku percaya kamu. Tapi, bagaimana denganku?" Perkataanku membuat Kyuhyun kelihatan semakin bingung.
"Maksud kamu Niki?" Tanya Kyuhyun bingung.
"Boleh aku bicara satu hal?" Tanyaku.
"Katakan saja" jawab Kyuhyun.
"Entah aku benar atau salah karena telah jatuh cinta sama kamu, yang aku tahu aku nyaman saat berada didekatmu. Kemarin, aku cemburu melihat kamu berpelukan dengan Tara. Aku mengutuk diriku bahwa yang aku lakukan ini salah, dan semuanya adalah salah. Termasuk perasaanku dan kedekatan kita. Maaf Kyu" jelasku panjang lebar.
"Niki, aku gak tahu harus bicara apa lagi. Kedatangan kamu membuat hidupku kembali berwarna, sejak pertama melihatmu 10 tahun lalu aku sudah menyukaimu. Kini rasa suka itu berubah menjadi lebih dari yang kamu tahu, semenjak kamu datang kembali kesini. Mungkin perasaan kita ini lebih tepatnya adalah perasaan terlarang. Tapi, aku menikmati perasaan ini Niki. Seperti aku menikmati saat-saat bersama kamu. Maafin aku Niki. Maaf" ucap Kyuhyun menjelaskan. Aku pun tersenyum dan memeluk Kyuhyun. Kini aku tahu jawaban Kyuhyun akan pertanyaanku tadi.
"Iyaa aku maafin. Sekarang kita biarkan saja perasaan ini. Biarkan untuk tetap tumbuh. Biarkan perasaan ini menunjukan sendiri jalannya. Jangan sedih lagi Kyu" ucapku sambil melepaskan pelukanku.
Saat aku melepaskan pandanganku keluar rumah pohon. Aku melihat Tara pergi dan berlari. Ternyata Tara melihat kami dari tadi dan kami tidak menyadarinya.
"Kyu, lihat! Itu Tara kan?" Tanyaku sambil menunjuk seorang perempuan yang tengah berlari. "Iya itu Tara" jawab Kyuhyun.
Kamipun saling berpandangan, seolah kami mendapatkan jawaban yang sama.
"Ayo kita kejar dia!" Ajak Kyuhyun.
"Gak Kyu, aku takut. Dia pasti akan mengadukan hal ini" jawabku cemas.
"Jangan takut. Kita hadapi ini bersama, semua akan baik-baik saja, percayalah padaku" ucap Kyuhyun meyakinkanku. Akhirnya kami pun bergegas pulang.
Sesampainya kami di rumah oma. *plak* tiba-tiba saja papaku menamparku.
"Apa-apaan kamu Niki? Apa yang sudah kamu lakukan dengan Kyuhyun?" Tanya Papa dengan penuh emosi. Aku hanya menunduk dan menangis menahan rasa sakit.
"Om, jangan kasar dong! Niki gak salah! Semuanya cuma salah paham" jawab Kyuhyun yang mencoba melindungiku.
"Tapi ini apa?" Tanya papa sambil menunjukan foto aku dengan Kyuhyun sedang berpelukan di sebuah ponsel.
"Om tenang dulu om, ini semua salah paham" jawab Kyuhyun mencoba menenangkan papa.
"Oma kecewa padamu Kyuhyun. Apa jadinya nanti seandainya orang tua kamu tahu?" ucap oma kesal.
"Oma, ini salah paham" jawab Kyuhyun membela diri.
"Salah paham bagaimana?? Oma punya saksinya" ucap oma sambil menarik Tara dari belakang tubuhnya dan memperlihatkan Tara dihadapan kami semua.
"Katakan saja Tara semua yang telah kamu lihat" perintah oma.
"Baik oma, tadi saat aku lewat rumah pohon, aku melihat Kyuhyun dengan Niki berpelukan lama sekali" ucap Tara memberikan saksi.
"Iya tapi kalian semua salah paham. Aku memang benar memeluk Niki. Tapi itu karena.." jawab Kyuhyun yang pembicaraannya langsung dipotong oleh Tara.
"Karena kalian saling mencintai kan?" Ucap Tara.
"Jadi? Kalian? Sini kamu Niki!" Ucap papa sambil melihat ke arah aku dan Kyuhyun bergantian, lalu kemudian papa menarik lenganku. Mencoba memisahkan aku dengan Kyuhyun tapi aku menahan diriku untuk tetap berada di samping Kyuhyun.
"Oma, om. Aku juga pernah melihat Niki dan Kyuhyun di pantai, wajah mereka begitu dekat. Entahlah aku tak tahu apa yang mereka lakukan. Lagipula semuanya sudah jelas, Niki dan Kyuhyun memang saling memiliki perasaan satu sama lain. Tapi, kalian harus ingat kalau kalian itu bersaudara!" Kata Tara panjang lebar.
"Apa ada yang salah dengan perasaan aku dan Kyuhyun? Apa karena kami bersaudara? Ini tidak adil" ucapku.
"Kamu salah Niki! Tidak seharusnya kalian memiliki perasaan yang lebih dari sekedar adik dan kakak!" Ucap oma yang seketika membuat jantungku terasa sakit.
"Sudahlah Niki! Terima saja kenyataannya! Jangan terlalu berharap! Sekalinya bersaudara, yaa kamu tidak akan pernah bisa memiliki Kyuhyun" *degdeg* sekali lagi, ucapan Tara menyakitiku.
"Diam kamu Tara! Kamu gak tahu keadaan yang sebenarnya. Aku mencintai Niki sekarang dan selamanya" kata Kyuhyun membela. Aku hanya menatap Kyuhyun tak percaya.
"Hentikan Kyuhyun! Lupakan semua omong kosong ini. Sini kamu Niki!" Ucap oma penuh amarah, lalu oma mencoba menarikku kesisinya.
"Nggak oma! Nggak!" Aku mengelak sambil mencoba menahan diriku.
"Niki! Kamu sudah berani membentak oma! Sudah cukup! Kalian itu bersaudara Niki! Ingat! Bersaudara!" Kata papa mengingatkanku lalu dia membantu oma menarikku.
Akupun berpasrah, mereka berhasil menjauhkanku dari sisi Kyuhyun. Ucapan papa yang berulang-ulang pada kata -bersaudara- seketika membuatku lemas dan tiba-tiba *degdeg* "Ada apa ini? Jantungku terasa begitu sakit, dan kenapa semuanya terlihat begitu samar-samar?" Tanyaku pada diriku sendiri. *deg* terus dan terus *deg* jantungku? Seketika semuanya berubah menjadi gelap dan kini aku merasa benar-benar jauh dari Kyuhyun.
Oleh Nur Fazrin Vieaulia
Pemandangan di tempat ini begitu indah, dan hijau. Aku yang baru sampai di rumah omaku pagi itu pun langsung mengabadikan pemandangan yang jarang aku lihat di kota dengan kameraku. Aku begitu terpesona dengan tempat ini, udaranya yang sejuk dan teduh memberikan inspirasi tersendiri untukku. Akupun terpana beberapa waktu hingga aku lupa mengemasi barangku.
"Nikiiii" teriak mama.
"Mmm iya maa" jawabku.
"Sini kamu bantu mama bawa kopernya ke dalam, baru datang udah foto-foto aja" Perintah mama dengan sedikit senyuman menghiasi wajahnya, mungkin karena tingkahku tadi.
"Hehe iya mama. Habis pemandangannya indah banget nggak seperti di kota" jawabku bercanda, sambil menarik koper aku berlalu melewati mama.
Rumah ini, masih tetap sama seperti 10 tahun lalu. Masih tetap sederhana dan klasik. Kayu beserta pahatannya terlihat begitu elegan. Perpaduan antara warna cokelat kayu dengan pemandangan diluar membuat tempat ini semakin memukau.
"Permisi" seseorang memasuki ruang tamu. Seketika lamunanku buyar, aku pun menoleh ke arah datangnya suara itu.
"Ada apa?" Tanyaku.
"Oma mana?" Tanyanya.
"Ohh oma ada di dapur." Jawabku singkat.
“Kamu cucunya oma yang dari Jakarta ya?" Tanyanya kembali.
“Mmm bukan aku cicitnya oma, kamu siapa?" Tanyaku penasaran.
“Aku Kyuhyun, cucunya oma" Kyuhyun mengulurkan tangannya.
“Ooh Kyuhyun. Apa kamu masih ingat denganku? Aku Niki" jawabku dengan bersemangat.
“Kamu Niki? Yaampun apa kabar?” Tanya Kyuhyun, dia terlihat begitu terkejut.
“Aku baik kok. Kamu?” Ucapku.
“Baik juga. Oh iya. Nanti tolong bilangin oma ya kalau aku kesini, makasih ya Niki" kata Kyuhyun dan bersegera pergi.
Sesaat oma keluar dari dapur, akupun memberitahu pesan yang disampaikan Kyuhyun tadi. Ternyata, mamanya Kyuhyun berniat untuk mengajak kami makan bersama. Aku dan keluargaku pun pergi ke rumah Kyuhyun yang jaraknya tidak begitu jauh dari rumah oma untuk ikut makan bersama.
Usai makan, aku lihat Kyuhyun langsung beranjak dan pergi. Kuperhatikan wajahnya, sepertinya dia sedang galau. Karena penasaran akupun mengikutinya. Dari kejauhan aku melihat dia menaiki tangga di sebuah rumah pohon. Akupun menghampirinya.
"Eh Kyu, bisa tolong bantu aku naik gak?" Tanyaku yang kesulitan menaiki tangga rumah pohon. Kyuhyun pun turun dan membantuku. Akhirnya akupun berhasil.
"Lagian kamu ngapain sih ngikutin aku?" Tanya Kyuhyun, aku yang baru saja duduk dan menghela napas seketika kaget. Akhirnya aku mencari alasan.
"Mmm siapa bilang, aku cuma lihat-lihat sekitar aja kok terus aku tertarik sama rumah pohon ini. Yaa karena penasaran akhirnya aku kesini, eh ternyata ada kamu diatas" jawabku mengada-ada. Kyuhyun hanya tersenyum simpul, dan tiba-tiba dia mengusap pipiku. Aku hanya menatap Kyuhyun dengan penuh tanda tanya.
"Ada tanah dipipi kamu." Kata Kyuhyun seolah menjawab kebingunganku ini. Kamipun terdiam beberapa saat.
"Itu boleh aku pinjam?" Tanya Kyuhyun sambil menunjuk kameraku dan memecahkan keheningan.
"Ohh ini pinjam aja" jawabku sambil memberikan kameraku.
"Kamu suka fotografi ya? Aku juga suka, tapi dulu. Sekarang, seakan semuanya menghilang" kata Kyuhyun sambil menjepret beberapa pemandangan di luar rumah pohon.
"Sini aku foto" ajak Kyuhyun sambil mengarahkan kamera ke arahku dan langsung memencet tombol OK. Aku yang belum siap difoto, hanya tersenyum malu.
"Sekarang sini, giliran aku" aku langsung mengambil kamera dari tangan Kyuhyun dan menjepret beberapa foto dirinya.
"Fotografi itu seni yang berhubungan dengan perasaan. Bahkan ketika kita mengalami hal yang sangat menyedihkan pun fotografi akan tetap hidup karena masih ada seni didalamnya. Aku juga pernah mengalami suatu hal, dan itu membuatku lupa akan fotografi. Tetapi aku yakin, aku tercipta untuk seni dan aku tidak akan pernah meninggalkannya lagi" Kataku panjang lebar sambil melihat-lihat hasil foto tadi.
Entah karena apa, kini aku melihat Kyuhyun seolah terlepas dari masalahnya.
"Seharusnya aku sudah tahu sejak dulu. Tapi aku slalu mengelak dan makasih ya Niki sudah menyadarkanku" jawab Kyuhyun sambil tersenyum.
Hari itu kami habiskan untuk bersenang-senang berdua di atas rumah pohon. Akupun tidak akan membiarkan hal ini berlalu begitu saja. Aku mengambil beberapa foto kami berdua untuk kenang-kenangan. Awal pertemuan yang tidak mungkin kulupakan. Kyuhyun, dibalik tubuhnya yang tegap dan tinggi ternyata dia begitu lemah.
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Kyuhyun datang ke rumah oma. Dia ingin mengajakku pergi ke pantai dengan sepedanya. Oma pun menyetujui dan akhirnya kami pergi. Ketika aku melihat sepedanya, ternyata tidak ada jok dibelakangnya.
"Mana jok belakangnya?" Tanyaku kebingungan.
"Gak ada" jawab Kyuhyun singkat.
"Terus aku dibonceng dimana?" Tanyaku sekali lagi.
"Sini" kyuhyun menarik tanganku.
"Kamu duduk disini, nah begini" kata Kyuhyun sambil mengarahkan posisi dudukku. Aku dibonceng dibagian depan sepedanya dan itu membuatku sedikit kikuk. Kyuhyun pun mengayuh sepedanya, menuruni bukit dan menuju pantai. Jalannya begitu terjal membuatku sangat ketakutan, dan saat itu aku memejamkan kedua mataku sambil menggenggam erat tangan Kyuhyun.
"Hei Niki, kita udah sampai" kata Kyuhyun yang seketika membuatku membuka kedua mataku kembali.
"Ohh iya. Maaf ya itu" aku menunjuk tangan Kyuhyun yang dihiasi bekas genggamanku tadi.
"Mm gak apa-apa kok, cuma goresan kecil. Ayo kita kesana, ombaknya terlihat begitu tenang" jawab Kyuhyun seolah mengalihkan pembicaraan.
Akupun mengikutinya menuju pesisir pantai. Di pesisir pantai, Aku hanya terdiam sambil mengangkat kedua tanganku dan memejamkan kedua mataku. Suara desiran ombak, dan hembusan angin seolah menjadi musik alami yang tidak dapat dipisahkan dari tempat ini.
"Niki lihat" suara Kyuhyun seketika mengacaukan musik alami yang sedang kudengar itu. "Ada apa kyu?" Tanyaku singkat.
"Lihat! Disana ada kuda pacuan, ayo kita kesana!" ajak Kyuhyun. Kyuhyun pun berlari menuju kuda pacuan itu.
"Cepat Nikiii" teriak Kyuhyun dari kejauhan. Akupun berlari mengejarnya.
Akhirnya kami sampai di kuda pacuan itu.
"Ayo sini Niki naik" ajak Kyuhyun sambil mengulurkan tangannya.
"Aku gak bisa Kyu" jawabku.
"Tenang, aku akan mengajarkanmu. Sini aku bantu." Kyuhyun pun turun dari kuda dan membantuku. Saat aku menginjak pedal kuda, tiba-tiba aku terpeleset. Aku kira aku akan jatuh dan terluka tapi ternyata Kyuhyun menangkapku.
Aku menatap Kyuhyun dan Kyuhyun balik menatapku. Wajahnya begitu dekat dengan wajahku dan pandangannya begitu teduh. Seketika aku tersadar dan aku langsung menyuruhnya untuk menurunkanku.
"Makanya kamu hati-hati dong Niki, coba kalau kamu jatuh tadi pasti oma bakal marahin aku" kata Kyuhyun yang entah ingin menasehatiku atau memarahiku.
"Iya maaf, lagian kan aku udah bilang aku gak bisa menunggang kuda" jawabku sedikit kesal.
"Kali ini pasti bisa" Kyuhyun meyakiniku sekaligus memaksaku. Setelah sekuat tenaga aku coba, akhirnya aku berhasil menaiki kuda tersebut.
"Bisa kan? Nah sekarang giliran aku. Ayoo bantu aku!" kata Kyuhyun
Akupun mengulurkan tanganku. Sesaat Kyuhyun berhasil naik dan sekarang dia tepat berada di belakangku. Dia mengajariku menunggangi kuda. Saat dia mencoba memegang tali kekang, dia seperti memelukku. Saat itu aku dapat merasakan jantungku berdegup sangat kencang. Kamipun menunggangi kuda di sepanjang pesisir pantai. Selesai menunggangi kuda, kami berjalan-jalan dan kerap kali mengambil beberapa jepretan foto. Ketika ada seseorang lewat, aku meminta tolong untuk menjepretkan beberapa foto diriku bersama dengan Kyuhyun.
"Mmm Niki, liburan disini berapa hari?" Tanya Kyuhyun memulai percakapan.
"Mama sih bilangnya seminggu tapi kata papa cuma lima hari, entahlah" jawabku seadanya.
"Udah, kamu selama liburan disini aja" kata Kyuhyun sedikit memaksa.
"Bukannya gak mau lama-lama disini, masalahnya tugas sekolah numpuk banget. Emangnya kenapa? Kesepian ya kalau gak ada aku? Hihihi" jawabku bercanda.
"Idih kamu pede banget Niki, aku bukannya kesepian tapi nanti siapa lagi yang bisa aku cubit kayak gini?" balas Kyuhyun sambil mencubit pipiku.
"Aduhh sakit Kyu iiihh" aku mengaduh kesakitan. Kyuhyun berlari menjauh dariku, dia takut aku membalasnya. Akupun berlari mengejarnya. Kami saling bercerita, bercanda dan berbagi kebahagiaan pagi itu. Hingga tak terasa matahari sudah semakin tinggi dan menunjukan bahwa hari sudah mulai siang. Kamipun memutuskan untuk kembali pulang ke rumah. Kyuhyun mengantarku kembali ke rumah oma. Setibanya di rumah oma, dia langsung bergegas pergi.
***
Seketika aku teringat akan tugas sekolahku, saat aku membuka laptopku dan mulai mengerjakan tugas tiba-tiba aku seperti melupakan satu hal. Aku pun terdiam beberapa saat dan mencoba mengingatnya.
"Kamera! Yaampun, aku lupa kalau kameraku dipinjam Kyuhyun tadi" ucapku pada diri sendiri. Akupun segera bangkit dan bergegas menuju rumah Kyuhyun.
Di kejauhan, aku melihat Kyuhyun memeluk seorang perempuan. Seketika aku menghentikan langkahku, ku perhatikan Kyuhyun dengan perempuan itu. Sepertinya mereka sedang ada masalah. Tapi, entah mengapa rasanya aku begitu sakit melihat Kyuhyun dengan perempuan lain, apalagi sambil berpelukan seperti itu. Tak kusangka, air mataku menetes. Segera aku seka air mataku dan ku kuatkan diriku untuk tidak menangis lagi. Aku pun memutuskan untuk menghampirinya, meskipun aku tahu ini tidak mudah.
"Mmm maaf mengganggu kalian" kataku sambil memohon maaf. Kyuhyun yang menyadari kehadiranku itupun segara melepaskan pelukannya.
"Mmm ada apa Niki?" Tanya Kyuhyun.
"Kameraku" jawabku singkat.
"Oh iya maaf ya tadi kebawa sama aku" kata Kyuhyun. Aku hanya terdiam dan menatap Kyuhyun.
"Niki kenalin dia Tara, dan Tara ini Niki" kata Kyuhyun memperkenalkan aku dengan Tara. Kamipun berkenalan dan bersalaman.
"Sebentar ya Niki, aku ambil kamera kamu dulu" kata Kyuhyun. Kyuhyun pun masuk ke dalam rumah dan meninggalkan kami berdua.
"Kamu saudaranya Kyuhyun yang dari Jakarta ya?" Tanya Tara memecahkan keheningan.
*Deg* Ucapan Tara mengingatkanku pada siapa diriku. Aku hanya seorang saudara bagi Kyuhyun, tidak lebih. "Iya aku saudaranya Kyuhyun" jawabku.
"Kamu ada hubungan apa sama Kyuhyun?" Tanya Tara.
"Gak ada hubungan apa-apa, hanya sebatas saudara" jawabku meyakinkannya, aku sedikit tersendat dalam melafalkan kata -saudara- itu, meskipun aku tahu bahwa aku telah jatuh hati pada Kyuhyun.
"Tapi, akhir-akhir ini aku sering lihat kamu berduaan sama Kyuhyun. Waktu itu di rumah pohon dan kemarin di pantai. Kalian kelihatannya romantis banget" jawab Tara menjelaskan.
"Mmm itu...." Belum selesai aku berbicara, Tara sudah memotong pembicaraanku.
"Sudahlah, ingat kalian itu bersaudara! Dan asalkan kamu tahu ya Niki, aku itu pacarnya Kyuhyun. Dia baru saja menyatakan cintanya padaku tadi. Sekarang jelas kan? Kyuhyun cuma anggap kamu sebagai adik aja, jadi jangan terlalu banyak berharap deh dan satu hal lagi, sebaiknya kamu jangan dekati Kyuhyun lagi mulai saat ini. Karena, Kyuhyun sudah menjadi milikku" Perkataan Tara yang satu ini membuatku semakin sakit, dan tiba-tiba *deg* aku merasakan jantungku kali ini benar-benar sakit. Aku sudah tidak sanggup mendengar ucapan Tara. Lalu, tidak lama Kyuhyun pun keluar dengan membawa kameraku.
"Syukurlah Kyuhyun datang, aku bisa langsung segera pergi" Ucapku pada diriku sendiri. Sebelum Kyuhyun memberikan kamera itu padaku, aku langsung mengambilnya.
"Makasih ya" ucapku singkat lalu pergi meninggalkan mereka berdua.
Sudah 3 hari aku menghidar dari Kyuhyun, entah mengapa rasa sakitnya masih saja berbekas. Ucapan Tara masih saja terngiang di telingaku, membuatku semakin terpuruk. Apalagi saat aku ingat kenyataannya kalau aku itu bersaudara dengan Kyuhyun. Tapi, semakin aku menghindar, semakin aku menyayanginya. Kenapa??
Siang hari ini aku memutuskan untuk pergi ke rumah pohon dan menyegarkan pikiranku karena, akhir-akhir ini aku hanya mengurung diri di kamar. Saat aku berusaha menghilangkan Kyuhyun dari pikiranku dan menghilangkan perasaan terlarang ini dari dalam hatiku. Tiba-tiba Kyuhyun datang.
"Ternyata firasatku benar, kamu ada di rumah pohon" ucap Kyuhyun membuyarkan lamunanku. Aku diam dan tak menghiraukan ucapannya.
"Hei Niki, kamu kenapa sih? Udah 3 hari kamu menghidar dari aku?" Tanya Kyuhyun. Aku hanya menggelengkan kepala dan tetap terdiam. Aku berusaha untuk tidak menangis lagi.
"Nikiii. Nikii aku minta maaf" bujuk Kyuhyun. Aku hanya menganggukan kepalaku. Kyuhyun yang khawatir dengan diriku pun memaksaku untuk menoleh padanya. Meskipun aku menolak, dia tetap memaksa dan kini akhirnya dia tahu masalahku.
"Kamu nangis? Karena aku? Tapi kenapa? Maafin aku Niki, aku udah buat kamu sedih" Tanya Kyuhyun. Seketika Kyuhyun menghapus air mataku, lalu memelukku.
"Maafin aku Niki. Maaf karena aku tidak sekuat kamu. Aku tidak setegar kamu. Aku tidak mampu menerima kenyataan kalau kamu adalah saudaraku. Aku tidak mampu menahan perasaan ini Niki. Aku sayang kamu melebihi yang kamu tahu" sambil memelukku, Kyuhyun mengungkapkan perasaannya. Aku mencoba melepaskan pelukan Kyuhyun tapi dia menahanku.
"Aku mohon Niki. Izinkan aku memelukmu lebih lama lagi" Kyuhyun memohon padaku.
"Tolong lepasin Kyu, maaf aku gak bisa. Semakin lama kamu memelukku, semakin aku merasa bersalah pada diriku sendiri" ucapku.
"Aku gak akan lepasin sebelum kamu menjelaskan kenapa kamu seperti ini?" Tanya Kyuhyun yang bersikukuh untuk terus memelukku.
"Aku akan menjelaskan, tapi sebelumnya aku mohon banget Kyu. Lepasin pelukan kamu" jawabku dengan terus memohon dan memohon. Akhirnya Kyuhyun menjawab permohonanku. Setelah beberapa detik terdiam, akupun akhirnya berbicara.
"Tara" hanya satu kata saja yang mampu aku keluarkan. Aku tidak mampu mengulang ucapan Tara yang begitu menyakitkan.
"Masalah Tara, kemarin dia datang dan bercerita kalau dia lagi ada masalah dengan keluarganya dan tiba-tiba saja dia memelukku. Aku berusaha melepaskan pelukannya, tapi dia menahanku Niki. Percayalah" Ucap Kyuhyun meyakinkanku.
"Aku tahu kok siapa diriku. Aku cuma seorang adik aja kan bagi kamu? dan kamu udah seutuhnya jadi milik Tara. Aku gak sanggup Kyu menerima kenyataan ini" Kataku menjelaskan.
"Maksud kamu apa Niki? Aku? Milik Tara? Aku gak ngerti" tanya Kyuhyun tidak mengerti dengan ucapanku.
"Bukannya kemarin kamu udah menyatakan perasaanmu pada Tara? Dia bilang padaku, kamu udah menjadi milik dia seutuhnya" Kataku menjelaskan permasalahannya.
"Yaampun Niki, aku gak ada perasaan apapun ke Tara. Dia justru aku anggap sebagai adik aku. Seharusnya aku sudah menduga hal seperti ini terjadi. Akan aku ceritakan semuanya, Tara memang mencintaiku tapi aku gak mencintai dia. Aku sudah bilang kalau aku cuma anggap dia sebagai adik aja, tapi dia gak bisa menerimanya. Semua yang dia ucapkan itu bohong Niki. Kamu percaya kan padaku?" Jelas Kyuhyun panjang lebar.
"Aku percaya kamu. Tapi, bagaimana denganku?" Perkataanku membuat Kyuhyun kelihatan semakin bingung.
"Maksud kamu Niki?" Tanya Kyuhyun bingung.
"Boleh aku bicara satu hal?" Tanyaku.
"Katakan saja" jawab Kyuhyun.
"Entah aku benar atau salah karena telah jatuh cinta sama kamu, yang aku tahu aku nyaman saat berada didekatmu. Kemarin, aku cemburu melihat kamu berpelukan dengan Tara. Aku mengutuk diriku bahwa yang aku lakukan ini salah, dan semuanya adalah salah. Termasuk perasaanku dan kedekatan kita. Maaf Kyu" jelasku panjang lebar.
"Niki, aku gak tahu harus bicara apa lagi. Kedatangan kamu membuat hidupku kembali berwarna, sejak pertama melihatmu 10 tahun lalu aku sudah menyukaimu. Kini rasa suka itu berubah menjadi lebih dari yang kamu tahu, semenjak kamu datang kembali kesini. Mungkin perasaan kita ini lebih tepatnya adalah perasaan terlarang. Tapi, aku menikmati perasaan ini Niki. Seperti aku menikmati saat-saat bersama kamu. Maafin aku Niki. Maaf" ucap Kyuhyun menjelaskan. Aku pun tersenyum dan memeluk Kyuhyun. Kini aku tahu jawaban Kyuhyun akan pertanyaanku tadi.
"Iyaa aku maafin. Sekarang kita biarkan saja perasaan ini. Biarkan untuk tetap tumbuh. Biarkan perasaan ini menunjukan sendiri jalannya. Jangan sedih lagi Kyu" ucapku sambil melepaskan pelukanku.
Saat aku melepaskan pandanganku keluar rumah pohon. Aku melihat Tara pergi dan berlari. Ternyata Tara melihat kami dari tadi dan kami tidak menyadarinya.
"Kyu, lihat! Itu Tara kan?" Tanyaku sambil menunjuk seorang perempuan yang tengah berlari. "Iya itu Tara" jawab Kyuhyun.
Kamipun saling berpandangan, seolah kami mendapatkan jawaban yang sama.
"Ayo kita kejar dia!" Ajak Kyuhyun.
"Gak Kyu, aku takut. Dia pasti akan mengadukan hal ini" jawabku cemas.
"Jangan takut. Kita hadapi ini bersama, semua akan baik-baik saja, percayalah padaku" ucap Kyuhyun meyakinkanku. Akhirnya kami pun bergegas pulang.
Sesampainya kami di rumah oma. *plak* tiba-tiba saja papaku menamparku.
"Apa-apaan kamu Niki? Apa yang sudah kamu lakukan dengan Kyuhyun?" Tanya Papa dengan penuh emosi. Aku hanya menunduk dan menangis menahan rasa sakit.
"Om, jangan kasar dong! Niki gak salah! Semuanya cuma salah paham" jawab Kyuhyun yang mencoba melindungiku.
"Tapi ini apa?" Tanya papa sambil menunjukan foto aku dengan Kyuhyun sedang berpelukan di sebuah ponsel.
"Om tenang dulu om, ini semua salah paham" jawab Kyuhyun mencoba menenangkan papa.
"Oma kecewa padamu Kyuhyun. Apa jadinya nanti seandainya orang tua kamu tahu?" ucap oma kesal.
"Oma, ini salah paham" jawab Kyuhyun membela diri.
"Salah paham bagaimana?? Oma punya saksinya" ucap oma sambil menarik Tara dari belakang tubuhnya dan memperlihatkan Tara dihadapan kami semua.
"Katakan saja Tara semua yang telah kamu lihat" perintah oma.
"Baik oma, tadi saat aku lewat rumah pohon, aku melihat Kyuhyun dengan Niki berpelukan lama sekali" ucap Tara memberikan saksi.
"Iya tapi kalian semua salah paham. Aku memang benar memeluk Niki. Tapi itu karena.." jawab Kyuhyun yang pembicaraannya langsung dipotong oleh Tara.
"Karena kalian saling mencintai kan?" Ucap Tara.
"Jadi? Kalian? Sini kamu Niki!" Ucap papa sambil melihat ke arah aku dan Kyuhyun bergantian, lalu kemudian papa menarik lenganku. Mencoba memisahkan aku dengan Kyuhyun tapi aku menahan diriku untuk tetap berada di samping Kyuhyun.
"Oma, om. Aku juga pernah melihat Niki dan Kyuhyun di pantai, wajah mereka begitu dekat. Entahlah aku tak tahu apa yang mereka lakukan. Lagipula semuanya sudah jelas, Niki dan Kyuhyun memang saling memiliki perasaan satu sama lain. Tapi, kalian harus ingat kalau kalian itu bersaudara!" Kata Tara panjang lebar.
"Apa ada yang salah dengan perasaan aku dan Kyuhyun? Apa karena kami bersaudara? Ini tidak adil" ucapku.
"Kamu salah Niki! Tidak seharusnya kalian memiliki perasaan yang lebih dari sekedar adik dan kakak!" Ucap oma yang seketika membuat jantungku terasa sakit.
"Sudahlah Niki! Terima saja kenyataannya! Jangan terlalu berharap! Sekalinya bersaudara, yaa kamu tidak akan pernah bisa memiliki Kyuhyun" *degdeg* sekali lagi, ucapan Tara menyakitiku.
"Diam kamu Tara! Kamu gak tahu keadaan yang sebenarnya. Aku mencintai Niki sekarang dan selamanya" kata Kyuhyun membela. Aku hanya menatap Kyuhyun tak percaya.
"Hentikan Kyuhyun! Lupakan semua omong kosong ini. Sini kamu Niki!" Ucap oma penuh amarah, lalu oma mencoba menarikku kesisinya.
"Nggak oma! Nggak!" Aku mengelak sambil mencoba menahan diriku.
"Niki! Kamu sudah berani membentak oma! Sudah cukup! Kalian itu bersaudara Niki! Ingat! Bersaudara!" Kata papa mengingatkanku lalu dia membantu oma menarikku.
Akupun berpasrah, mereka berhasil menjauhkanku dari sisi Kyuhyun. Ucapan papa yang berulang-ulang pada kata -bersaudara- seketika membuatku lemas dan tiba-tiba *degdeg* "Ada apa ini? Jantungku terasa begitu sakit, dan kenapa semuanya terlihat begitu samar-samar?" Tanyaku pada diriku sendiri. *deg* terus dan terus *deg* jantungku? Seketika semuanya berubah menjadi gelap dan kini aku merasa benar-benar jauh dari Kyuhyun.
Selesai :') thanks ya udah mau baca cerpen aku.. Jangan lupa kasih komentar yaa! :D hihi byebyee sobatt
http://avieaul.wix.com/simple#!Cerpenku-Kyuhyun/c1kw6/1
http://avieaul.wix.com/simple#!Cerpenku-Kyuhyun/c1kw6/1
Komentar
Posting Komentar